Archive for February, 2011


gambar TAEKWONDO



http://zhernia.files.wordpress.com/2010/05/taekwondo.jpg

TINGKATAN SABUK DALAM TAEKWONDO

Warna Sabuk dan Tingkatan / Geup
1. Putih (10 / X)
2. Kuning Polos (9 / IX)
3. Kuning Strip Hijau (8 / VIII)
4. Hijau Polos (7 / VII)
5. Hijau Strip Biru (6 / VI)
6. Biru Polos (5 / V)
7. Biru Strip Merah (4 / IV)
8. Merah Polos (3 / III)
9. Merah Strip I (2 / II)
10. Merah Strip II (1 / I)

ARTI WARNA SABUK TAEKWONDO

Tiap warna sabuk Taekwondo memiliki arti tersendiri. Menurut sejarahnya, warna-warna ini memiliki tingkat hierarkisnya masing-masing. Berikut adalah arti warna sabuk yang dimaksud :

Putih : Lambang kepolosan atau ketidaktahuan. Warna ini disandang Taekwondo-in baru.

Kuning : Lambang bumi. Sebagai tempat tanaman memasukkan akarnya, pada tingkat ini dasar-dasar teknik dan filosofi Taekwondo mulai ditanamkan.

Hijau : Lambang tanaman. Pada tahap ini diharapkan kemampuan para Taekwondo-in mulai berkembang.

Biru : Lambang langit. Langit yang ada di atas merupakan arah tumbuh tanaman, pada tahap ini Taekwondo-in mulai dibentuk untuk lebih mapan dan tangguh.

Merah : Lambang api (bahaya). Merupakan tahap untuk meningkatkan kontrol diri para Taekwondo-in, diharapkan Taekwondo-in sudah menguasai ilmunya dengan baik agar mampu menghadapi lawan.

Hitam : Lambang kedewasaan dan keahlian dari seorang Taekwondo-in, dapat juga berarti keberanian yangmatang. Taekwondo-in yang sudah mencapai tahap ini bisa dianggap sebagai ahli Taekwondo.

Tangkisan ( Makki )

– Arae Makki : Tangkisan ke arah bawah

– Momtong An Makki : Tangkisan ke arah perut dari luar ke dalam

– Momtong Bagkat Makki : Tangkisan ke arah perut dari dalam ke luar

– Eolgol Makki : Tangkisan ke arah kepala

– Batangson Arae Makki : Tangkisan ke arah bawah dengan telapak tangan

Pukulan ( Jireugi )

– Momtong Jireugi : Pukulan ke arah perut

– Eolgol Jireugi : Pukulan ke arah kepala

– Gabrion / Dobeon : Pukulan dua kali ke arah perut

– Sambion : Pukulan tiga kali ke arah kepala, leher, perut

Cekikan / Sodokan ( Chireugi )

– Ageum son keut chireugi : Cekikan ke arah leher

– Gawison keut chireugi : Sodokan ke arah mata dengan dua jari

– Ape son keut chireugi : Sodokan ke arah leher dengan ujung jari

– Pionson keut chireugi : Sodokan ke arah ulu hati dengan ujung jari

Sabetan ( Chigi )

– Sonal Mok Chigi : Sabetan ke arah leher/pelipis
Teknik Tendangan (Chagi)

– Momtong Ap Chagi : Tendangan lurus ke arah perut dengan Apchook

– Eolgol Ap Chagi : Tendangan lurus ke arah kepala dengan Apchook

– Noppi Ap Chagi : Tendangan melompat lurus dengan Apchook

– Dello / Ball Chagi : Tendangan mencangkul arah kepala

– Dollyo Chagi : Tendangan melingkar

TINGKAT SABUK : KUNING POLOS – KUNING STRIP GEUP : IX-VIII

Materi Teknik
Teknik Tangan :

– Doopalmok Makki : Tangkisan dua tangan kearah perut

– Dobeon Jireugi : Pukulan dua kali arah perut

– Sambion : Pukulan tiga kali arah kepala, leher, perut.

– Chiq Jireugi : Pukulan kearah dagu.

– Batangson momtong Makki : Tangkisan dengan telapak tangan kearah perut.

– Sonnal Momtong Makki : Tangkisan kearah perut dgn telapak tangan bentuk sonal.

– Hansonal Momtong Makki : Tangkisan tangan menyilang di dada, satu dikepal yang menangkis membentuk sonal.

– Momtong yeoup jireugi : Pukulan menyodok dari arah samping kearah perut.

Tendangan ( Chagi )

– Momtong Dollyo chagi : Tendangan melingkar kearah perut

– Eolgol Dollyo chagi : Tendangan melingkar kearah kepala

– Dwi Chagi : Tendangan balik menyodok kearah perut

– Yeoup chagi : Tendangan balik menyodok kepala dengan pisau kaki

– Yeoup Khurigi : Tendangan mengkait arah kepala

– Idan Dollyo chagi : Tendangan melingkar dengan kaki depan.

– Puti Chagi : Tendangan menampar dari luar kedalam

– Puti Chumagi : Tendangan menampar dari dalam keluar

TINGKAT SABUK : HIJAU – HIJAU STRIP GEUP : VII-VI

Materi Teknik
Teknik Tangan :

– Pionsonkeut sewo chirugi : Sodokan kearah perut dengan dibarengi tangkisan

– Dollyo Jireugi : Pukulan melingkar kearah pelipis

– Jibibem sonal mok chigi : Sabetan kearah kepala dibarengi dengan tangkisan

– Bagat Palmok Makki : Tangkisan dengan dua telapak tangan mengepal kerah perut.

Tendangan ( Chagi )

– Dolke chagi : Tendangan berputar 180 derajat, dengan punggung kaki

– Dwi yeoup chagi : Tendangan balik menyodok leher dengan pisau kaki

– Idan Yeoup chagi : Tendangan menyodok dengan kaki depan, membentuk pisau kaki kearah leher.

– Idan Yeoup Khurigi : Tendangan mengkait kearah kepala dengan menggunakan telapak kaki depan.

– Pekta Chagi : Tendangan kaki depan ditarik setengah menggunakan punggung kaki.

– Twio Dollyo Chagi : Tendangan melompat /slaiding ditempat / kebelakang

– Mad badad chagi : Tendangan melompat / slaiding kesamping

– Ball Badad : Tendangan mendorong dengan seluruh bagian telapak kaki

TINGKAT SABUK : BIRU – BIRU STRIP GEUP : V-IV

Materi Teknik
Teknik Tangan :

– Jibibeum Sonnal mok chigi : Sabetan dan tangkisan secara bersamaan arah kepala telapak terbuka.

– Jibibeum Theok chigi : Sodokan arah dagu dan tangkisan secara bersamaan kearah kepala telapak tangan terbuka.

– Palkop piojok chigi : Serangan menggunakan sikut dengan satu tangan sementara tangan lain meraih kepala.

– Dollyo palkop : Serangan melingkar dengan menggunakan sikut.

– Yeoup Palkop : Serangan menyodok dengan menggunakan sikut.

– Dwi Palkop : Serangan dari arah bawah dengan menggunakan sikut.

– Ollio Palkop : Serangan balik kearah belakang dengan menggunakan sikut.

Tendangan ( Chagi ) :

– Twio Dwi Chagi : Tendangan lompat ditempat berbalik kebelakang, menyodok kearah perut

– Dwi Khurigi : Tendangan berbalik mengkait dengan menggunakan telapak kaki.

– Narae chagi : Tendangan dengan menggunakan punggung kaki secara langsung 2 kali atau lebih.

– Idan Ap Khurigi : Tendangan mengkait arah depan/muka dengan telapak kaki.

– Idan Palko Dwi Chagi : Tendangan lompat sejajar kaki depan diangkat dan kaki belakang menendang balik dengan tumit kaki.

Noppi Dwi Chagi : Tendangan kaki belakang laiding diangkat ke depan sedangkan kaki depan balik menendang dengan tumit kaki.

Noppi Dwi Khurigi : Sama dengan Noppi Dwi Chagi namun menendangnya dengan telapak kaki secara mengkait.

Pada dasarnya manusia mempunyai insting untuk selalu melindungi diri dan hidupnya, hal ini secara disengaja maupun tidak akan memacu aktivitas fisiknya sepanjang waktu. Manusia dalam tumbuh dan berkembang tidak dapat lepas dari kegiatan / gerakan fisiknya , tanpa menghiraukan waktu dan tempat. Pada masa kuno manusia tidak punya pikiran lain untuk mempertahankan dirinya kecuali dengan tangan kosong, hal ini secara alamiah mengembangkan teknik – teknik bertarung dengan tangan kosong. Pada saat kemampuan bertarung secara tangan kosong dikembangkan sebagai suatu cara untuk menyerang dan bertahan, digunakan pula untuk membangun kekuatan fisik seseorang, bahkan dijadikan pertunjukan dalam acara ritual. Manusia mempelajari teknik – teknik bertarung didapat dari pengalaman nya melawan musuh – musuhnya. Inilah yang diyakini menjadi dasar seni beladiri Taekwondo yang kita kenal sekarang, dimana pada masa lampau dikenal sebagai ‘Subak” , “Taekkyon”, ” Takkyon” , maupun beberapa nama lainnya. Pada asal mula sejarah Semenanjung Korea , ada 3 suku bangsa / kerajaan yang mempertunjukan kontes seni beladiri pada acara ritualnya. Ketiga kerajaan ini saling bersaing satu sama lain, ketiganya adalah Koguryo, Paekje dan Silla, semuanya melatih para ksatria untuk dijadikan salah satu kekuatan negara, bahkan para ksatria yang tergabung dalam militer saat itu, menjadi warga negara yang mempunyai kedudukan yang sangat terpandang. Menurut catatan , kelompok ksatria muda yang terorganisir seperti ” Hwarangdo” di Silla dan “Chouisonin ” di Koguryo, semuanya menjadikan latihan seni beladiri sebagai salah satu subyek penting yang harus dipelajari. Sebuah buku tentang seni beladiri yang disebut ” Muye Dobo Tongji ” menyebutkan : ” ( Taekwondo) Seni pertarungan tangan kosong adalah dasar dari seni beladiri , yang membangun kekuatan dengan melatih tangan dan kaki hingga menyatu dengan tubuh agar dapat bergerak bebas leluasa, sehingga dapat digunakan saat menghadapi situasi yang kritis, berarti ( Taekwondo ) dapat digunakan setiap saat “.

SEJARAH TAEKWONDO

Hikmah
Pada masa lampau seni bela diri Taekwondo dikenal dengan sebutan “Subak”, “Taekkyon”, “Takkyon” maupun beberapa nama lainnya. Pada awal sejarah Semenanjung Korea, ada tiga suku bangsa atau kerajaan yang mempertunjukkan kontes bela diri sebagai bentuk persaingan satu sama lainnya. Ketiga kerajaan ini adalah Koguryo, Paekje, dan Silla. Semuanya melatih para ksatria, yang tergabung dalam kekuatan militer. Menurut catatan, kelompok ksatria muda yang terorganisisr seperti Hwarangdo di Silla dan Chouisonin di Koguryo, menjadikan latihan bela diri sebagai salah satu subjek penting yang harus dipelajari.

Pada masa korea modern, saat Dinasti Chosun (Yi) berkuasa pada tahun 1392 sampai 1910 dan pada zaman penjajahan Jepang sampai tahun 1945, Subakhui dan Taekkyon (sebutan untuk Taekwondo pada masa itu) mengalami kemunduran dan tidak mendapat dukungan dari pemerintah yang memodernisasi tentaranya dengan senjata api. Dinasti Yi yang didirikan berdasarkan ideologi Konfusius, lebih mementingkan kegiatan kebudayaan daripada seni bela diri. Kemudian pada saat Raja Jungjo memerintah setelah invasi Jepang pada tahun 1952, pemerintah kerajaan membangun kembali pertahanan yang kuat dengan memperkuat latihan ketentaraan dan praktek seni bela diri.

Seiring dengan kemerdekaan Korea dari penjajahan Jepang, konsep baru tentang kebudayaan dan tradisi mulai bangkit. Banyak para ahli bela diri memdirikan perguruan bela diri. Dengan meningkatnya populasi dan hubungan kerja sama yang baik antar hubungan bela diri akhirnya diputuskan menyatukan berbagai nama seni bela diri mereka dengan sebutan Taekwondo pada tahun 1954.

Pada tahun 1972, Kuk Ki Won didirikan sebagai markas besar Taekwondo, hal ini menjadi penting bagi perkembangan Taekwondo ke seluruh dunia. Kejuaraan dunia Taekwondo yang pertama diadakan pada tahun 1973 di Kuk Ki Won, Seoul, Korea Selatan. Sampai saat ini kejuaraan dunia rutin dilaksanakan setiap 2 tahun sekali.

Pada 28 Mei 1973, The World Taekwondo Federation (WTF) didirikan, dan sekarang telah mempunyai lebih dari 160 negara anggota. Saat ini Taekwondo telah dipraktekkan oleh lebih dari 40 juta orang di seluruh penjuru dunia, angka ini masih terus bertambah seiring perkembangan Taekwondo yang makin maju dan populer.

Taekwondo yang kita kenal sekarang mempunyai sejarah yang sangat panjang seiring dengan perjalanan sejarah Bangsa Korea, dimana beladiri ini berasal. Sebutan Taekwondo sendiri baru dikenal sejak tahun 1954, merupakan modifikasi dan penyempurnaan dari berbagai beladiri tradisional Korea. Latar belakang sejarah perkembangan Taekwondo dapat dibagi dalam 4 kurun waktu, yaitu : pada masa kuno , masa pertengahan , masa modern , dan masa sekarang .

1. Masa Kuno
* Asal Mula Taekwondo

Pada dasarnya manusia mempunyai insting untuk selalu melindungi diri dan hidupnya, hal ini secara di sengaja maupun tidak akan memacu aktivitas fisiknya sepanjang waktu. Manusia dalam tumbuh dan berkembang tidak dapat lepas dari kegiatan / gerakan fisiknya, tanpa menghiraukan waktu dan tempat. Pada masa kuno manusia tidak punya pikiran lain untuk mempertahankan dirinya kecuali dengan tangan kosong, hal ini secara alamiah mengembangkan teknik-teknik bertarung dengan tangan kosong.

Pada saat kemampuan bertarung secara tangan kosong dikembangkan sebagai suatu cara untuk menyerang dan bertahan, digunakan pula untuk membangun kekuatan fisik seseorang, bahkan dijadikan pertunjukan dalam acara ritual. Manusia mempelajari teknik-teknik bertarung didapat dari pengalamannya melawan musuh-musuhnya. Inilah yang diyakini menjadi dasar seni beladiri Taekwondo yang kita kenal sekarang, dimana pada masa lampau dikenal sebagai Subak, Taekkyon, Takkyon, maupun beberapa nama lainnya.

Pada asal mula sejarah Semenanjung Korea, ada 3 suku bangsa / kerajaan yang mempertunjukkan kontes seni beladiri pada acara ritualnya. Ketiga kerajaan ini saling bersaing satu sama lain, ketiganya adalah Koguryo, Paekje, dan Silla, semuanya melatih para ksatria untuk dijadikan salah satu kekuatan negara, bahkan para ksatria yang tergabung dalam militer saat itu, menjadi warga negara yang mempunyai kedudukan yang sangat terpandang. Menurut catatan, kelompok ksatria muda yang terorganisir seperti “Hwarangdo” di Silla dan “Chouisonin” di Koguryo, semuanya menjadikan latihan seni beladiri sebagai salah satu subyek penting yang harus dipelajari. Sebuah buku tentang seni beladiri yang disebut “Muye Dobo Tongji” menyebutkan : ” (Taekwondo) Seni pertarungan tangan kosong adalah dasar dari seni beladiri, yang membangun kekuatan dengan melatih tangan dan kaki hingga menyatu dengan tubuh agar dapat bergerak bebas leluasa, sehingga dapat digunakan saat menghadapi situasi yang kritis, berarti ( Taekwondo ) dapat digunakan setiap saat “.
* Koguryo’s ‘sonbae’ dan Taekkyon

Koguryo yang berdiri pada 57 tahun sebelum masehi di semenanjung Korea bagian utara, membentuk kesatuan para ksatria tangguh yang disebut ‘Sonbae’, yang artinya laki – laki yang bersifat baik dan tak pernah takut dalam bertarung / perang. Dalam buku sejarah disebutkan bahwa saat Dinasti Chosun Kuno memerintah , tanggal 10 Maret setiap tahunnya pada hari raya Koguryo, masyarakat merayakannya dengan acara – acara kontes tarian pedang, memanah, subak ( Taekkyon ) dan sebagainya. Kontes Subak ( Taekyon ) sebutan untuk Seni beladiri Taekwondo pada masa itu adalah salah satu kegiatan yang sangat populer. Penemuan beberapa lukisan di dinding makam kerajaan Muyong – chong pada zaman dinasti Koguryo, yang menggambarkan 2 orang yang saling bertarung dalam sikap Takkyon ( Taekwondo ), membuktikan bahwa seni beladiri yang sekarang kita kenal sebagai Taekwondo telah dipraktekan sejak 2000 tahun yang lalu di Semenanjung Korea.
* Shilla’s ‘Hwarang’ dan Taekkyon

Kerajaan Shilla berdiri pada tahun 57 sebelum masehi di tenggara semenanjung Korea, secara geografis tidak terancam dari luar, tetapi dengan berdirinya Kerajaan Pakje di sisi barat dan awal serbuan dari Koguryo dari utara maka Kerjaan Shilla mempersenjatai diri dengan meningkatkan kemampuan seni beladiri yang berkembang saat itu. “Hwarangdo” adalah tipe beladiri dari Shilla yang merupakan asimilasi dari sistem beladiri “Sonbae” dari Koguryo. Anggota – anggota Hwarang berlatih keras dengan semboyannya yang terkenal yaitu bakti kepada orang tua, setia pada negara & bangsa, dan pantang mundur dalam perang.

Kim Yu Sin dan Kim Chun Chu adalah orang – orang yang memberikan sumbangan besar bagi penyatuan tiga kerajaan di Semenanjung Korea. Dalam catatan peristiwa dari Chosun melukiskan kehidupan para Hwarang, sebutan bagi para ksatria yang mempelajari Hwarangdo, para Hwarang diseleksi oleh kerajaan, dan setelahnya mereka hidup dan berkumpul dalam kelompok menurut yang mereka pelajari, seperti Subak ( bentuk dari Taekwondo kuno ), bermain pedang, berkuda dan bermain “Sirum” / gulat gaya Korea. Diwaktu damai, hwarang bekerja melayani masyarakat, membantu keadaan darurat, membangun jalan & benteng, dan siap mengorbankan hidupnya saat berperang.

Hwarang sangat dipengaruhi oleh disiplin agama Budha, dapat dilihat di Kyonju Museum sangat jelas ditunjukan bahwa seni beladiri ini dipraktekan di kuil – kuil, digambarkan dengan adegan laki – laki yang tampak kuat dalam sikap menyerang dan bertahan dengan tangan kosong. Sikap yang ditampilkan sangat menarik adalah sikap Kumgang Yoksa yang sama dengan sikap pada beladiri Taekwondo sekarang.

Seperti yang terlihat pada gambar, terdapat patung dua ksatria yang sedang dalam pose / sikap beladiri Kumgang Yoksa, yang terdapat pada gua Sokkuram di Kyongju, yang berasal dari abad ke-7. Ini membuktikan bahwa pada masa kerajaan Shilla, “Subak” dan “Taekkyon” tampak / muncul bersamaan, dan keduanya menandakan bahwa teknik – teknik tangan dan kaki tersebut dipakai dalam Taekwondo sekarang ini.
* Taekkyon dari Koguryo ke Shilla

Seni bela diri Taekkyon yang populer di Koguryo, ternyata tertulis juga di Shilla, dibuktikan dengan :
1. “Hwarang” ( Sonrang ) di Shilla mempunyai arti kata yang sama dengan “Sonbae” di Koguryo jika ditinjau dari sudut etymology.
2. Keduanya memiliki sistem organisasi dan hirarki yang sama.
3. Menurut catatan sejarah, Sonbae di Koguryo digunakan dalam kompetisi Taekkyon saat perayaan nasional, Hwarang di Shilla juga memainkan Taekkyon ( Subak, Dokkyoni, atau Taekkoni ) dalam perayaan seperti “palkwanhoe” dan “hankawi”.

Hal ini menunjukkan perkembangan secara sistematis teknik beladiri kuno ke Taekkyon / Sonbae yang menjadi dasar seni beladiri di Korea sekitar 200 tahun sesudah masehi. Mulai abad ke-4 sesudah masehi seni beladiri ini makin memasyarakat dan berkembang melalui sekolah / perguruan seni beladiri dengan berbagai kelompok teknik tangan kosong dan kaki.

2. Masa Pertengahan

Pada Dinasti Koryo ( 918 sampai 1392 Masehi ) yang mana penyatuan Semenanjung Korea setelah Shilla, Taekkyon berkembang sangat sistematis dan merupakan mata ujian penting untuk seleksi ketentaraan. Teknik Taekkyon tumbuh menjadi senjata yang efektif untuk membunuh. Pada permulaan Dinasti Koryo, kemampuan beladiri menjadi kualifikasi untuk merekrut personel ketentaraan sebab kerajaan membutuhkan kemampuan pertahanan yang kuat setelah penaklukan seluruh semenanjung Korea. Kemampuan dalam beladiri Taekkyon sangat menentukan pangkat seseorang dalam ketentaraan. Raja – raja pada dinasti Koryo sangat tertarik pada kontes Taekkyon yang disebut “Subakhui”, yang populer juga dimasyarakat dan dijadikan ajang perekrutan tentara. Namun pada akhir pemerintahan Dinasti Koryo ketika penggunaan senjata api mulai dikenal, membuat dukungan terhadap kemajuan beladiri berkurang jauh.

3. Masa Modern

Pada masa modern Korea, saat Dinasti Chosun ( Yi ) pada tahun 1392 sampai 1910, Kerajaan Korea dan zaman penjajahan Jepang sampai tahun 1945, Subakhui dan Taekkyon – sebutan Taekwondo pada saat itu – mengalami kemunduran dan tidak mendapat dukungan dari pemerintah yang memodernisasi tentaranya dengan senjata api. Dinasti Yi yang didirikan dalam ideologi Konfusius, lebih mementingkan kegiatan kebudayaan daripada seni beladiri.

Kemudian, saat raja Jungjo setelah invasi oleh Jepang pada tahun 1952, pemerintah kerajaan membangun kembali pertahanan yang kuat dengan memperkuat latihan ketentaraan dan praktek seni beladiri. Seputar periode ini, terbit sebuah buku tentang ilustrasi seni beladiri yang diberi judul Muyedobo – Tonji, yang memuat gambar – gambar dan ilustrasi yang mirip / menyerupai bentuk / sikap ( Poomse ) dan Gerakan Dasar ( Basic Movement ) Taekwondo sekarang, namun tentunya hal ini tak dapat diperbandingkan begitu saja dengan Tae Kwon Do saat ini yang telah dimodernisasi dengan penelitian yang berdasarkan ilmu pengetahuan modern ( Scientific Studies). Akan tetapi , saat penjajahan Jepang semua kesenian rakyat (termasuk Taekkyon) dilarang untuk menekan rakyat Korea. Seni beladiri Taekkyon hanya diajarkan secara sembunyi oleh para master beladiri sampai masa kemerdekaan pada tahun 1945.

4. Masa Sekarang

Seiring dengan kemerdekaan Korea dari penjajahan Jepang, konsep baru tentang kebudayaan dan tradisi mulai bangkit. Banyak para ahli seni beladiri mendirikan sekolah / perguruan beladiri . Dengan meningkatnya populasi dan hubungan kerjasama yang baik antar perguruan beladiri, akhirnya diputuskan menyatukan berbagai nama seni beladiri mereka dengan sebutan : Tae Kwon Do, pada tahun 1954. Pada 16 September 1961 sempat berubah menjadi Taesoodo. Namun kembali menjadi Tae Kwon Do dengan organisasi nasionalnya bernama Korea Tae Kwon Do Association ( KTA ) pada tanggal 5 Agustus 1965, dan menjadi anggota Korean Sport Council.

Pada era tahun 1965 sampai 1970 an, KTA banyak menyelenggarakan berbagai acara pertandingan dan demonstrasi untuk berbagai kalangan pada skala nasional. Tae Kwon Do berkembang dan menyebar dipelbagai kalangan, hingga diakui sebagai disiplin / program resmi oleh Pertahanan Nasional Korea, menjadi olahraga wajib bagi tentara dan polisi. Tentara Korea yang berpartisipasi dalam perang Vietnam dibekali keahlian Tae Kwon Do, pada saat itulah Tae Kwon Do mendapatkan perhatian besar dari dunia. Nilai lebih ini menjadikan Tae Kwon Do dinyatakan sebagai olahraga nasional Korea.

Pada tahun 1972, Kukkiwon didirikan, sebagai markas besar Tae Kwon Do, hal ini menjadi penting bagi pengembangan Tae Kwon Do keseluruh dunia. Kejuaran dunia Tae Kwon Do yang pertama diadakan pada tahun 1973 di Kuk Ki Won, Seoul, Korea Selatan, sampai saat ini kejuaraan dunia rutin dilaksanakan setiap 2 tahun sekali. Disamping itu , untuk meningkatkan kualitas Instruktur Tae Kwon Do diseluruh dunia, Kukkiwon membuka Tae Kwon Do Academy, yang mulai tahun 1998 telah membuka Program pelatihannya bagi Instruktur Tae Kwon Do dari seluruh dunia. Kuk Ki Won, sebagai markas besar Tae Kwon Do Dunia, disinilah pusat penelitian dan pengembangan Tae Kwon Do, Pelatihan para Instruktur , sekretariat promosi ujian tingkat internasional.

Pada 28 Mei 1973, The World Tae Kwon Do Federation ( WTF ) didirikan, dan sekarang telah mempunyai 156 negara anggota dan Tae Kwon Do telah dipraktekan oleh lebih dari 50 juta orang diseluruh penjuru dunia, dan angka ini masih terus bertambah seiring perkembangan Tae Kwon Do yang makin maju dan populer. Tae Kwon Do telah dipertandingkan diberbagai pertandingan multi even diseluruh dunia, dan Tae Kwon Do telah dipertandingkan sebagai ekshibisi pada Olympic Games 1988 Seoul dan telah dipertandingkan sebagai cabang olahraga resmi di Olympic Games 2000, Sydney. (Sumber: http://www.taekwondo-indonesia.com)

Dampak positif internet sudah bisa dipatikan memberikan sumbangsih yang sangat besar bagi peradaban manusia, semisal dalam hal tranfer teknologi, internet sangat berperan besar dalam hal ini, karena dengan adanya internet, informasi yang harus disampaiakn dapat di terima dengan hitungan detik, artinya dengan adanya internet proses penyampaian informasi dapat di lakukan dengan sangat cepat.

Sebenarnya bukan hanya sebatas hal diatas manfaat dari internet, melaikan masih banyak sekali dampak posifit internet bagi kehidupan manusia, nah dibawah ini adalah beberapa dampak positif internet bagi manusia.

1. Media pertukaran data denagn cepat
Internet dapat digunakan untuk media pertukaran , baik itu menerima ataupun mengirim data semisal e-mail,newsgroup,.

2. Hiburan
Iinternetpun dapat menjadi sarana yang baik untuk digunakan sebagai hiburan, di internet banyak sekali fasilitas yang dapat diguankan untun sekedar menghibur diri, semisal mendengatkan musik , main game dsb.

3. Melakuakn EFISIENSI BIAYA
Sudah tidak dapat dipungkiri bahwa internet dapt digunakan untuk melakukan efisiensi biaya, bayangkan saja dengan internet kita bisa berkomunikasi dengan rekan, keluarga dsb, dengan biaya yang murah, selain itu sekarang ini banyak sekali bisnisman yang memanfaatkan internet untuk mempromosikan produknya melalui web-web yang mereka bangun dengan biaya yang murah.

4. internet sebagai media untuk Pendidikan
internet dewasa ini telah digunakan sebagai median dalam tranformasi ilmu, sekarang banyak sekali lembaga penndidikan yang memanfaatkan internet sebagai media membelajaran melalui e-learning dsb.

Itulah dampak positif dari internet, semoga sedikit informasi mengenai dampak positif internet dapat bermanfaat.